Tokoh lain yang berperan dalam kemeredekaan Republik Indonesia adalah seorang sosok yang sering kita dengar dengan sebutan HOS Cokroaminoto.
Nah, pada paruh pertama abad ke 20, semua percaya bahwa ia tokoh besar. Ribuan orang akan berdesak-desakan menyaksikan ia naik podium.
Ia jago berorasi, menyebar propaganda, membakar emosi massa. Ia mampu menghipnotis massa dengan suara baritonnya.
Ribuan pengikutnya menganggap ia sang Erucokro (Ratu Adil) yang akan membebaskan penderitaan pribumi.
Akan tetapi, ia menolak anggapan itu. ia merasa bukan Ratu Adil, hanya ia memang pemimpin yang berusaha membebaskan pribumi dari pengisapan kaum kolonial Belanda. Ia lantang bersuara,
“…kita diberi makan bukan karena kita dibutuhkan susunya…”
Ia menganggap kolonial Belanda hanya menjadikan kaum pribumi sebagai sapi perahan.
Ia lawan penindasan itu dengan menyadarkan ribuan rakyat. Begitu takutnya hingga orang-orang kolonial menganggapnya sang “Raja Jawa” meski tidak memakai mahkota layaknya sunan atau sultan vorstenlanden.
1. Profil Singkat HOS Cokroaminoto
Sosok Hos Cokroaminoto merupakan sesosok unik yang terlahir di Desa Bakur.
Jadi, Semasa kecil beliau ini dikenal nakal dan suka berkelahi. Sering kali ia berpindah-pindah sekolah, walaupun pada akhirnya pada 1902 beliau ini berhasil menamatkan OSVIA (Sekolah Pamongpraja) di Magelang.
Setelah bekerja selama tiga tahun sebagai juru tulis di Ngawi, ia pindah ke Surabaya dan bekerja pada perusahaan dagang.
Di kota itu, ia memasuki Serikat Dagang Islam (SDI). Atas sarannya, pada 10 September 1912 secara resmi nama SDI diubah menjadi Serikat Islam [SI].
- Nama : Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto
Lahir : Ponorogo, Jawa Timur, 16 Agustus 1882
Meninggal : 17 Desember 1934, Yogyakarta
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Orang tua : RM. Tjokroaminoto
Pasangan : Suharsikin
Anak :
Siti Oetari
Oetaryo Anwar Tjokroaminoto
Harsono Tjokroaminoto
Siti Islamiyah
Ahmad Suyud
Sosok HOS Cokroaminoto merupakan salah satu tokoh pergerakan Nasional Indonesiayang yang terkenal cerdas dan sangat gigih.
Semasa hidupnya beliau juga pernah memiliki beberapa murid diantaranya Soekarno, Musso dan Kartosuwiryo.
…Sedikit aneh,
Beliau tak pernah pemikiran yang sejalan membuat ketiga orang muridnya ini berselisih paham.
Kemudian pada tahun 1912 tepatnya pada bulan Mei, Tjokroaminoto bergabung dalam kepengurusan Organisasi Sarekat Islam.
Halaman: 1 2 3